Skip to main content

PENGANGGURAN MEMBLOGGING


Pengangguran. Istilah ini yang sering disematkan kepada orang-orang yang belum atau tidak bekerja. Kriteria bekerja yang pada umumnya (menurut orang-orang tua) merujuk pada suatu kegiatan yang menghasilkan uang entah itu per jam, per hari, per minggu, atau per bulan (jadi bisa dikatakan, blogger seperti saya masuk dalam kriteria pengangguran karena bekerja tanpa dibayar). Istilah pengangguran menurut gajimu.com adalah angkatan kerja yang tidak bekerja sama sekali, sedang mencari kerja, sedang menunggu proyek pekerjaan yang layak (jika menurut pengertian ini, maka saya bukan pengangguran). Masih menurut gajimu.com , pengangguran dibagi menjadi tiga macam yakni :
Pengangguran terbuka, yaitu angkatan kerja yang sama sekali tidak mempunyai pekerjaan. Biasanya ini dikarenakan belum ada lapangan pekerjaan atau memang si pencari kerjanya yang malas mencari.
Pengangguran terselubung, yaitu pengangguran yang terjadi karena terlalu banyak tenaga kerja untuk satu jenis pekerjaan atau saya sebut dengan istilah pemakan gaji buta.
Setengah menganggur, kalau ini saya contohkan seperti buruh bangunan yang bisa dikatakan hanya bekerja jika ada pekerjaan konstruksi yang ditawarkan.

ADA LOWONGAN PEKERJAAN
Terlepas dari kegiatan saya sebagai seorang blogger, saya masuk dalam kriteria pengangguran terbuka. Alasan saya belum bekerja dikarenakan lapangan kerja yang ada di kota saya, belum banyak menerima lulusan dari bidang studi yang saya ambil. Anda mungkin mengatakan bahwa saya terlalu “berdrama” dengan keadaan sebagai seorang pengangguran tetapi ini adalah sebuah kenyataan, bahwa lapangan pekerjaan saat ini lebih terbuka pada beberapa bidang saja. Memang kita dipermudah dengan dilepaskannya “sekat” bidang studi lulusan dalam penerimaan tenaga kerja (menerima pelamar dari semua jurusan) tetapi…. Ada tetapinya, Biasanya ada syarat lain yang utama, yakni memiliki penampilan menarik dan tinggi badan minimal-maksimal. Sekali lagi jika anda hanya sekilas memikirkan ini maka anda akan berpikir bahwa TIDAK ADA YANG SALAH. 
Ya…. tidak ada yang salah, tetapi kriteria penampilan menarik ini biasanya begitu subjektif (kriteria menarik menurut saya dan orang lain itu berbeda). Seperti pada postingan saya sebelumnya tentang standar kecantikan dan standar ketampanan, ternyata ada begitu banyak kriteria yang pada dasarnya diletakan pada bentuk fisik. 
Melamar kerja di bidang marketing dan perbankan tak ayal seperti sedang mengikuti ajang kecantikan dan ketampanan. Sedangkan selembar ijazah hanyalah sebuah pendukung untuk diterima secara administrasi. 

ALASAN SAYA MENGANGGUR
Saya yang berkulit hitam dan berambut keriting memilih menganggur pada saat ini dikarena lapangan pekerjaan yang tersedia hanya ada di bidang marketing dan perbankan. Jika mau mencari uang saja, maka saya akan membeli obat pemutih kulit dan melakukan smoothing pada rambut saya. Tetapi, saya lelah melakukan hal seperti ini sejak berada di bangku sekolah menengah pertama. Saya terlalu banyak menolak jati diri saya demi penerimaan lingkungan saya. Menurut seorang kenalan, saya ini terlalu pemilih dalam mencari pekerjaan. Sayangnya dia tidak tahu bahwa lapangan pekerjaan yang tersedia saat justru menuntut saya untuk merubah jati diri atau identitas fisik saya.  Atau mungkin saya yang terlalu terobsesi pada kata-kata motivasi guru bahasa Inggris saya waktu di SMP, “Buat dirimu menjadi diri yang berkualitas, agar bukan kamu yang mencari uang tetapi uang mencari kamu.” Sejak saat itu saya belajar dengan tekun dan mempelajari hal-hal yang tidak banyak dipelajari oleh teman-teman saya agar memunculkan sisi unik yang berkualitas dari diri saya. Inilah yang menjadi salah satu alasan saya untuk lebih mengasah otak saya ketimbang memoles wajah saya semasa sekolah. Setelah saya menjadi seorang sarjana dan mencari kerja, saya dikejutkan pada kenyataan bahwa di kota ini fisik masih menjadi kriteria utama dalam mencari kerja, terutama tinggi badan saya yang dipengaruhi faktor genetik (sesuatu yang tidak bisa saya rubah,kecuali jika Tuhan mau mencetak ulang saya)

MENGANGGUR ITU MENGHASILKAN
Sebagai seorang penggangguran terdidik, saya berusaha agar kegiatan menganggur saya bisa bermanfaat bagi diri saya dan orang lain. Saya mengisi waktu menganggur dengan mencari pekerjaan, bertanya tentang alasan lamaran pekerjaan saya tidak diterima, memikirkan cara lain untuk bekerja, dan menulis hasil pikiran saya di blog ini. Menganggur itu sia-sia jika saya hanya duduk dan tertawa dengan hal-hal yang tidak penting. Saya berusaha agar masa menganggur saya digunakan sebagai masa mempersiapkan diri menjadi lebih baik sebagai calon pekerja.

Comments

Popular posts from this blog

Konsentrasi Komunikasi Antar Budaya, ada?

Komunikasi Lintas/Antarbudaya (Cross Cultural Communication) tidak banyak yang tahu tentang konsentrasi ini selain mahasiswa Jurusan ilmu komunikasi, Universitas Nusa Cendana (Undana).   Ya, memang di Kupang ada dua jurusan ilmu komunikasi, satunya di Undana dan lainnya di universitas Widya Mandira (Unwira). Untuk wilayah Nusa Tenggara Timur, Ilmu komunikasi lebih banyak dikenal melalui konsentrasi Jurnalistik dan Hubungan Masyarakat, maka tidak mengherankan ketika mencari kerja anak KAB (sebutan untuk mahasiswa konsentrasi antarbudaya) sering ditanya-tanya tentang  konsentrasinya oleh para pencari tenaga kerja. Pernah saya ditanyai tentang konsentrasi antarbudaya, belum sempat saya jawab, sudah bergulir saja kalimat “ Oh… jadi nanti kalian belajar bahasa daerah dari berbagai daerah di NTT? ” atau “ Bahasa daerah apa yang sudah kalian kuasai? ”   (pertanyaan ke-2 itu yang paling menjengkelkan).  Alih-alih paham, justru konsentrasi Komunikasi Antarbudaya di...

Nilai Bahasa Indonesia kamu 100? Seharusnya kamu bangga...

Bahasa Indonesia : Kebanggan terakhir di Dunia Pendidikan Indonesia Nilai Bahasa Indonesia kamu 100? Seharusnya kamu bangga. Kenapa? Itu membuktikan kalau kamu adalah orang cerdas (Ingat ya Cerdas, bukan hanya pintar). Kan aneh kalau setiap hari berkomunikasi dengan bahasa Indonesia tapi masih saja gagal mendapatkan nilai 100 di ujiannya. Ya, bahasa Indonesia memang sedang berada di bawah mata pelajaran MIPA. Jarang ada orang tua yang bangga jika anaknya mendapatkan nilai 100 dalam mata pelajaran   Bahasa Indonesia. Yang dilihat pertama kali oleh orang tua saat melihat nilai raport anaknya pasti mata pelajaran MIPA atau bahasa Asing (Inggris, Jerman, Jepang, Cina dan lain-lain), kalau nilainya menurun pasti si anak akan ditegur berulang kali. Nah, kalau nilai bahasa Indonesianya rendah, tapi mata pelajaran lainnya tinggi, si anak pasti dipuji. “Kamu pintar nak. Mama bangga sama kamu!” (Nilai MIPA dan bahasa Asing tinggi, nilai bahasa Indonesia rendah) “Otakmu di m...

Filosofi Menara Babel

Filosofi Menara Babel ini sebenarnya terbersit saat membaca Kitab Kejadian 11 : 1 - 9 dengan perikop Menara  Babel yang menceritakan tentang Raja Pertama di muka bumi yakni Raja Nimrod, yang berkuasa setelah zaman Nuh. Dialah manusia yang paling gagah perkasa dan sang penakluk mula-mula umat manusia. Untuk mengabadikan kekuasaannya dia berniat untuk membuat sebuah bangunan yang tingginya bisa mencapai langit. Dalam perikop tersebut juga dijelaskan bahwa umat manusia di muka bumi pada waktu itu memiliki bahasa dan budaya yang satu sehingga tidak menjadi kendala untuk menghimpun mereka dalam suatu bangsa dan menyatukan mereka dalam satu pikiran yang sama.  Singkat cerita di bawah pemerintahan Raja Nimrod, pembangunan menara pun dimulai, begitu hebatnya mereka bekerja hingga mampu membangun sebuah bangunan yang hampir menyentuh langit. TUHAN melihat dari surga bahwa pekerjaan manusia tersebut merupakan sebuah bentuk tantangan terhadap otoritas TUHAN. Maka TUHAN pun turun dan meng...