Skip to main content

FANFICTION (FF) HARRY POTTER : ANCIENT BLOOD (Part. 1)

Ron... Ron..!" Terdengar sebuah suara yang memanggil Ron di malam hari. Suara itu adala suara Harry Potter yang telah menjadi Auror kementerian Sihir.
"Harry? Apa itu kau?" Tanya seorang wanita dari balik pintu. 
"Hermione. Tolong buka pintu!" Harry mengenal suara Hermione. Hermione kemudian membuka pintu, secepat mungkin Harry mendorong Hermione ke dalam Rumah kemudian melirik ke luar dan menutup pintu. Dengan yang wajah pucat Harry berusaha menenangkan diri sebelum menjelaskan kedatangannya di tengah malam.




"Di mana Ron?" Tanya Harry kepada Hermione sambil melihat ke arah anak tangga.
"Ada apa Harry? Kau seperti orang yang ketakutan" Suara Ron muncul dari arah lantai dua. Ron kemudian menuruni anak tangga
"Harry? Katakan sesuatu, jangan membuat kami ketakutan" Hermione tidak merasa nyaman dengan ekspresi wajah Harry
Setelah mengumpulkan tenaganya kembali, Harry duduk di sofa dan melihat ke arah Hermione dan Ron. 
"Keluarga Dean Thomas diserang. Anaknya meninggal" Harry memberitahukan sebuah berita duka
"Ya, Tuhan..." Hermione Terkejut mendengar berita tersebut



"Bukankah anaknya Dean baru berusia 2 tahun?" Tanya Ron, seolah tidak percaya kalau ada orang yang tega membunuh seorang bayi
"Iya. Anak itu meninggal di dalam pelukan Dean" Harry menjelaskan kembali
Hermione sebagai seorang ibu, merasa sedih mendengar Dean dan istrinya harus kehilangan anak yang mereka nantikan selama 7 tahun.
"Apakah ini perbuatan death eaters?" Tanya Hermione kepada Harry
"Aku berharap ini adalah perbuatan Death Eaters. Tapi bukan, ini lebih berbahaya dari mereka" Jawaban Harry membuat Ron bergidik
"Jika bukan death eaters, lalu siapa?" Tanya Ron
"Ancient Blood" Jawab Harry
"Apa? Bagaimana bisa? Apakah Dean terlibat perselisihan dengan mereka?" Hermione kaget mendengar jawaban Harry.
Harry menggelengkan kepalanya sebagai isyarat bahwa Dean tidak terlibat perselisihan dengan Ancient Blood
"Lalu apa? Tapi dari mana kau tahu mereka adalah Ancient Blood?" Tanya Ron
"Ancient Blood adalah orang-orang tidak suka berurusan dengan Dunia kita. Bagaimana bisa mereka menyerang tanpa alasan?" Hermione semakin heran
"Rukhsyana. Aku juga tidak percaya, tetapi selama Rukhsyana menutupi identitasnya." Harry pun tidak percaya dengan fakta yang dia bawa kepada Hermione dan Ron
"Rukhsyana bukan seorang muggle?" Tanya Hermione
"Jika Rukhsyana adalah seorang penyihir maka tentu kita mengetahuinya." Ron masih meragukan fakta yang dia dengar.
"Kecuali..." Hermione mulai mendapatkan titik terang
"Demi Janggut Merlin... Rukhsyana adalah seorang Ancient Blood" Ron menemukan jawaban dari keraguannya sendiri
"Ya, dia sendiri tak pernah memberitahukan identitasnya kepada Dean Thomas. Aku baru tahu setelah melihat tubuhnya penuh dengan tulisan mantra dalam bahasa sansekerta ketika melawan beberapa Ancient Blood" Harry menjelaskan semua yang dia lihat.
"Ya.. Tuhan. Jika orang-orang di kementerian menemukan hal ini, maka keluarga Dean bisa dihukum." Hermione mengkhawatirkan keluarga Dean
"Karena itu, aku terlebih dahulu memberitahukan kepada kalian, bagaimanapun juga Dean adalah teman kita. Dia juga telah kehilangan anaknya. Dia akan semakin hancur jika istrinya diusir dari Inggris" Harry juga merasa kasihan pada Dean.
"Baiklah, aku akan mencegah rapat mengenai masalah untuk Dean dan Rukhsyana.Tetapi tidak ada jaminan bahwa ini akan berhasil. Dan kita tahu mayoritas suara Kementerian Sihir tidak suka berurusan dengan Ancient Blood." Hermione mulai mempersiapkan diri jika besok diadakan rapat mendadak di kementerian Sihir.
"Lalu, di mana mereka sekarang?" Ron bertanya tentang Keberadaan Dean
"Grimmauld Place. Aku rasa itu salah satu tempat yang aman, dan Kreacher dapat diandalkan." Harry menjawab dengan yakin
"Apakah kami bisa pergi melihat mereka?" Tanya Ron
"Silahkan. Ibumu juga sudah berada di sana" Harry mempersilahkan
"Baiklah." Ron dan Hermione kemudian mengganti pakaian mereka.

***********************************
"Oh dear.. " Molly menyambut kedatangan Hermione dengan suara lembutnya. Seamus Finnigan juga sudah berada di rumah tersebut. Ron dan Harry memeluk Seamus dan ketiganya merasakan duka Dean
"Bagaimana keadaan Rukhsyana, ibu?" Tanya Hermione
"Sungguh menyedihkan. Dia tidak mau melepaskan tubuh anaknya. Dia terus menangisi anaknya. Sepanjang malam dia mengatakan anaknya hanya tidur." Molly merasakan kepedihan Rukhsyana seperti saat dia kehilangan Fred.
"Oh.. Rukhsyana. Baiklah aku akan pergi melihatnya dulu." Hermione kemudian menuju ke kamar di lantai dua
"Lagi-lagi si mudblood.." Kreacher mulai menggerutu melihat kedatangan Hermione
"Sudah selesai? Di mana Rukhsyana?" Hermione sudah muak dengan sindiran Kreacher
Kreacher kemudian menunjuk ke arah kamar di mana Rukhsyana berada. Hermione pun berjalan menuju ke arah kamar yang ditunjuk Kreacher
"Perintahkan saja si Tua Kreacher, dia bisa berada di Hogwarts dan Rumah keluarga Black sesuai keinginanmu." Kreacher masih menggerutu
Hermione membuka pintu secara perlahan dan mendapati Ginny sudah berada di dalam kamar bersama Rukhsyana. Wanita berambut hitam panjang, berkulit sawo matang, kedua mata berwarna abu-abu yang menatap tajam dan bibir kecil. Ginny memberi isyarat kalo Rukhsyana masih terpukul. Hermione tidak bisa menahan kesedihan melihat istri temannya menderita.


"Ibu macam apa yang membiarkan anaknya meninggal? Dia masih kecil. Dia baru saja belajar memanggilku sebagai ibunya. Seharusnya aku saja yang mati. Anakku sayang...." Rukhsyana kembali lagi menangisi anaknya dengan suara yang memilukan. Ginny dan Hermione turut menangisi nasib tragis Rukhsyana.
"Lihat aku! Lily mengorbankan hidupnya untuk Harry. Molly membunuh bellatrix untuk menyelamatkanmu Ginny. Sedangkan aku? Aku masih hidup hingga saat ini karena kematian anakku. Tuhan pasti marah kepadaku" Rukhsyana terus menyalahkan dirinya sendiri.
Di kamar lain, Seamus, Ron dan Harry melihat keadaan Dean yang juga masih syok dengan kematian anaknya.
"Aku tidak pantas menjadi seorang ayah. Aku tidak bisa melindungi keluargaku." Dean juga menyalahkan dirinya sendiri.
"Dean... " Seamus mencoba menenangkan Dean
"Jika Rukhsyana tidak melakukan perlawanan mungkin aku juga sudah meninggal. Rukhsyana menderita karena kebodohanku. Aku harus bagaimana Seamus?"
"Kau sudah bertarung denga sekuat tenaga, ini adalah jalan yang harus kalian lalui. Dan.... Saat ini Rukhsyana juga membutuhkanmu. Jika ingin menangis maka menangislah bersama dengannya, itu jauh lebih baik." Ron memberikan semangat pada Dean.
"Ron, benar. Rukhsyana juga membutuhkanmu saat ini, jangan biarkan dia menangis sendiri." Harry sependapat dengan Ron
Dean sadar bahwa istrinya sangat membutuhkan dirinya. Dean menguatkan hatinya untuk menemani Rukhsyana yang terus menangisi putra mereka.
Dean membuka pintu kamar Rukhsyana, Hermione dan Ginny yang melihat kedatangan Dean, kemudian meninggalkan pasangan suami-isteri tersebut menyendiri. Dean berjalan ke arah Rukhsyana dan duduk di sebelahnya sambil berusaha menahan air matanya Seamus mengambil jenazah anaknya dari tangan Rukhsyana. Baru saja memberikan dekapan penuh terhadap jenazah anaknya, Dean kemudian menangis dan berulang kali meminta maaf.
"Maafkan aku, anakku." Dean terus menangis, tangan kanannya mendekap anaknya. Dan tangan kirinya mendekap Rukhsyana.
"Maafkan aku, Rukhsyana. Aku gagal melindungi keluarga kita." Dean terus meminta maaf.
Rukhsyana tak bisa berkata-kata, bahkan suara tangisannya tenggelam oleh kepiluan yang begitu mendalam.
Pasangan Thomas ini terus meratapi kematian anak semata wayang mereka.
Di lantai bawah, Molly turut menangisi kemalangan yang menimpa Keluarga Thomas. 
"Oh Rukhsyana yang malang, aku tidak menyangka dia mengalami nasib yang buruk ini." Molly terus menyesali kematian anak Dean dan Rukhsyana.
"Harry, apakah kau sudah mendapatkan kejelasan tentang para penyerang itu?" Tanya Ginny kepada suaminya
"Aku meminta Malfoy untuk mencari tahu anggota Ancient Blood yang masuk ke daerah kita." Jawab Harry
"Ya... Di antara kita hanya Malfoy yang memiliki sumber daya informasi. Aku dengar dia biasa menjalin kerjasama sama dengan beberapa penyihir yang masih memiliki keturunan Ancient Blood." Ron mengamini keputusan Harry
"Akhirnya, Draco bisa diajak kerjasama." Suara Neville Longbottom yang ternyata juga datang melihat keadaan Dean. Ditemani Hannah Abbott, istrinya yang juga merasakan kehilangan Rukhsyana.
"Halo Longbottom. Bagaimana keadaanmu?" Tanya Ron yang terkejut dengan kedatangan Neville
Keduanya berpelukan seperti teman lama yang jarang bertemu. Tak lupa Harry pun memberikan pelukan kepada teman seperjuangan mereka dalam perang Hogwarts
"Setelah mendengar kabar duka tersebut, aku dan Hannah, buru-buru datang kemari. Untung kau pernah memberitahukan lokasi rumah ini." Ucap Neville pada Harry 
"Aku tidak menyangka bahwa kita akan berkumpul dalam keadaan berduka seperti ini." Hannah menimpali kalimat suaminya. 
"Aku juga tidak menyangka... Ah...Hannah, apa kau mem bawa buku yang kuminta?" Tanya Hermione pada Hannah
"Oh...iya ini bukunya. Aku tidak tahu, apakah buku ini bisa membantu atau tidak, karena buku adalah buku mantra kuno dan semuanya memakai huruf sanskrit" Hannah memberikan buku yang diminta oleh Hermione, ternyata Hermione yang memberitahukan kabar duka tersebut kepada Neville dan Hannah
"Apa yang ingin kau lakukan dengan buku itu?" Tanya Ron penasaran
"Pelankan suaramu. Kita bicarakan di ruangan sebelah saja" Hermione tidak ingin Dean dan Rukhsyana mendengar apa yang akan diberitahu Hermione terhadap mertuanya dan teman lainnya.
Mereka pun memasuki sebuah ruangan dan menutup rapat-rapat pintu mereka. 
"Sebaiknya kita duduk terlebih dahulu." Hermione menyarankan teman-temannya untuk duduk.
Molly terus memperhatikan buku yang dipegang oleh Hermione dan sadar bahwa menantu tahu kalau Rukhsyana telah melepaskan ilmu hitam kuno sehingga harus diatasi sebelum menjadi semakin parah.
"Oh dear... Dia seorang Ancient Blood? Dia melepaskannya?" Tanya Molly
"Melepaskan?" Ginny dan Hannah sama-sama tidak mengerti dengan pertanyaan Molly
"Baiklah, saat Harry menceritakan kalau Tubuh Rukhsyana dipenuhi oleh tulisan mantra kuno. Saat itu juga aku sadar kalau Rukhsyana telah memanggil sihir kegelapan untuk melawan beberapa anggota Ancient Blood. Hal itu terjadi karena kemungkinan lawan yang dihadapi oleh Rukhsyana bukan lawan tandingannya maka dia harus menggunakan Sihir Devvada gurāṇi atau perisai setan tersebut untuk bisa memenangkan pertarungan."
"Lalu?" Seamus bertanya
"Sihir itu akan mempengaruhinya. Sihir itu akan menetap dan merubah dirinya semakin mengerikan. Kemarahannya suatu saat akan mengikat sihir itu. Dia tidak lagi menjadi orang yang berbelas kasih." Hermione menjelaskan sihir yang digunakan Rukhsyana.
"Satu-satu cara kita harus memecahkan mantra Śud'dhīkaraṇa untuk memurnikan diri Rukhsyana." Lanjut Hermione
"Mengapa tidak menggunakan mantera yang biasa kita gunakan?" Tanya Seamus
"Benarkah? Jika kau gunakan mantra Avada Kedavra pada Rukhsyana, percayalah dia tidak akan menemui ajalnya. Dia hanya kaku dan dalam hitungan menit keadaan kembali seperti semula, lalu kaulah yang dia bunuh" Neville membantu Hermione menjelaskan kepada Seamus. 
"Itulah alasannya mengapa aku sangat ketakutan ketika aku tahu bahwa yang menyerang Dean adalah Ancient Blood" Harry turut membenarkan penjelasan Neville.
"Aku pernah mendengar nama mereka. Para pembunuh dari Ancient Blood mereka disebut Rātri pariśōdhaka atau penjelajah malam. Mereka menyerang saat kita tidak menyadari kedatangan mereka. Ancient Blood tidak memerlukan tongkat sihir, karena sihir ada di dalam pikiran mereka." Molly memberikan sedikit pengetahuannya tentang Ancient Blood
"Ibuku pernah menceritakan tentang mereka. Tetapi awalnya aku mengira kalau itu hanya sebuah dongeng belaka." Ucap Hannah
"Ya.. itu memang hanya dongeng, karena tak ada yang tahu pasti keberadaan mereka." Tambah Molly
"Mungkin aku di sini yang belum tahu tentang Ancient Blood. Memangnya mereka itu seperti apa?" Seamus baru pertama kali mendengarkan tentang Ancient Blood atau kelompok sihir kuno. 
"Menurut legenda, mereka adalah kaum penyihir pertama yang diajarkan secara langsung Dewi Asura. Sihir itu digunakan untuk membangun sebuah peradaban 5000 tahun yang lalu. Tetapi karena beberapa anggota mereka mengajarkan sihir kepada beberapa orang dari Aegea, tindakan itu akhirnya menghancurkan kota mereka sendiri. Sejak saat itu mereka menutup diri dengan para penyihir di luar mereka. Sihir mereka sangatlah kejam, jika mereka mau mereka bisa menaruh benda tajam di dalam tubuhmu tanpa kau sadari. Hanya tersisa 3 kelompok Ancient Blood di dunia, Bayu yang kemungkinan berada di Mesir, Aguna di daratan Indus, dan Jala di kepulauan Indonesia." Jawab Molly yang pernah mendengarnya dari ayahnya
"Tapi aku tak pernah tahu ada sekolah sihir di daerah-daerah tersebut." Ucap Neville
"Mereka memilikinya tapi sekolah itu tidak diketahui oleh penyihir di luar Ancient Blood. Konon sekolah itu jauh lebih disiplin dari pada Dumstrang. Persoalan mantra yang halus tanpa cacat dan kemampuan bela diri mereka sangat menakjubkan. Mereka bahkan dapat menciptakan ruang dimensi di dunia Muggle. Seperti kau bebas melakukan sihir tanpa diketahui oleh para Muggle." Molly memberikan penjelasan tambahan.
"Mereka adalah keindahan dan kengerian di waktu yang sama" sambung Ron
Semua orang mulai memikirkan langkah selanjutnya yang harus diambil. Hermione sesekali mencari halaman kertas yang berisi mantra pemurnian dalam buku tua nan usang di tangannya tersebut. Hermione sepert terfokus pada sebuah halaman, kemudian dia menandai halaman tersebut dengan sebuah kertas putih.
"Besok, kementerian akan heboh. Harry, Hermione, Ron... Sebaiknya kalian beristirahat karena besok adalah hari yang panjang." Molly menasehati ketiga sahabat itu untuk beristirahat. Waktu sudah menunjukkan pukul 3 dinihari dan mereka semua beristirahat sejenak untuk menyiapkan tenaga di pagi hari. 

(BERSAMBUNG)

Comments

Popular posts from this blog

Konsentrasi Komunikasi Antar Budaya, ada?

Komunikasi Lintas/Antarbudaya (Cross Cultural Communication) tidak banyak yang tahu tentang konsentrasi ini selain mahasiswa Jurusan ilmu komunikasi, Universitas Nusa Cendana (Undana).   Ya, memang di Kupang ada dua jurusan ilmu komunikasi, satunya di Undana dan lainnya di universitas Widya Mandira (Unwira). Untuk wilayah Nusa Tenggara Timur, Ilmu komunikasi lebih banyak dikenal melalui konsentrasi Jurnalistik dan Hubungan Masyarakat, maka tidak mengherankan ketika mencari kerja anak KAB (sebutan untuk mahasiswa konsentrasi antarbudaya) sering ditanya-tanya tentang  konsentrasinya oleh para pencari tenaga kerja. Pernah saya ditanyai tentang konsentrasi antarbudaya, belum sempat saya jawab, sudah bergulir saja kalimat “ Oh… jadi nanti kalian belajar bahasa daerah dari berbagai daerah di NTT? ” atau “ Bahasa daerah apa yang sudah kalian kuasai? ”   (pertanyaan ke-2 itu yang paling menjengkelkan).  Alih-alih paham, justru konsentrasi Komunikasi Antarbudaya disalah artikan kajia

Tak Ada Makan Siang Gratis Dalam Mencapai Kemajuan Negara

  Sumber : Kemeperkraf Indonesia        Beberapa waktu yang lalu saya mengerjakan sebuah tugas ujian akhir semester, ada pertanyaan yang menarik tentang relasi konsep kepemimpinan otoriter dan kemajuan suatu negara. Diambilah contoh Singapura, Korea Selatan dan Taiwan sebagai negara pembanding untuk membuktikan kepemimpinan otoriter turut serta dalam kemajuan suatu negara. Di Indonesia, mungkin diambil contoh pada masa orde baru, di mana Indonesia seketika berubah dari negara miskin menjadi negara yang memiliki power di Asia bahkan dijuluki sebagai Macan Asia di bawah kepemimpinan otoriter.      Jika dilihat secara umum, memang ada benarnya karena perencanaan dan pengawasan yang lebih terpusat. Sistem otoriter membuat segala keputusan dapat diambil dengan cepat tanpa harus membuang waktu dan uang hanya untuk duduk berdiskusi di dalam parlemen. Jika dicari kesamaan dari Singapura, Korea Selatan dan Taiwan, mereka memang berubah menjadi negara maju terkhususnya dalam bidang ekonomi setel

Darurat Dialektika dan Drakor

Seorang teman menyarankan saya untuk menonton Video tanya jawab Rocky Gerung dengan anak-anak muda perihal dinamika politik yang dibalut atau dibenarkan melalui pertanyaan-pertanyaan di dunia teknologi yang bagi saya tidak terlalu menarik. Dari kalimat “Lu kan suka sejarah” membuat saya tertantang mengingat Rocky Gerung pernah menemui moment “diam” sejenak saat pernyataannya disanggah oleh Sujiwo Tejo mengenai kekayaan kosakata bahasa Indonesia. Sejarah... Apa yang saya temukan selain ide tentang masa depan Demokrasi Indonesia, kemanusiaan dan sebagainya dengan melalui sudut pandang Filsuf Yunani. “ Rocky Gerung : Alasan Kita Darurat Dialektika” Sebuah judul yang menghantarkan ingatan saya ketika masih berstatus mahasiswa, ada seorang dosen mata kuliah kewirausahaan yang tersinggung saat teman saya mempertanyakan materi kuliah yang tak sesuai dengan kenyataan yang dia temui ketika berdagang bersama orang tuanya. Pertanyaan itu akhirnya membuat teman saya mendapatkan nilai D karena dian