Skip to main content

FANFICTION (FF) HARRY POTTER : ANCIENT BLOOD (Part. 2)

(SAMBUNGAN KE-2)

"Apa Hermione Weasley sudah tiba?" Tanya Kingsley Shacklebolt yang telah menjadi menteri kementerian Sihir kepada sekretaris Hermione

"Ah.. oh itu dia" tunjuk sekertaris tersebut ke arah belakang Kingsley

Kingsley pun berbalik ke arah Hermione.

"Apakah Harry sudah memberitahukanmu tentang penyerangan terhadap keluarga Dean Thomas?" Tanya Kingsley kepada Hermione

"Ya.. Aku mendengarnya tadi malam." Hermione menjawab dengan hati-hati bukan karena dia tidak percaya kepada Kingsley tetapi karena dia tidak mempercayai beberapa orang di depan mereka. 

"Kita bicarakan di ruanganku." Kingsley tahu Hermione tidak nyaman jika berbicara di luar ruangan.

Sesampainya di ruang kerja Kingsley. Hermione menjelaskan fakta-fakta apa saja yang Harry temukan pada Rukhsyana.

"Apa benar penyerangan terhadap keluarga Thomas dilakukan oleh Ancient Blood?" Tanya Kingsley pada Hermione bahkan sebelum Hermione sempat duduk di kursi.

"Iya. Mereka adalah kelompok penjelajah malam. Mereka disebut..." Hermione menjawab pertanyaan Kingsley

"Aku tahu sebutan mereka." Kingsley memotong jawaban Hermione

"Rukhsyana adalah seorang Ancient Blood." Hermione melanjutkan 

"Sudah kuduga, sejak mereka menikah aku tahu bahwa Rukhsyana bukanlah seorang muggle. Dia mungkin adalah seorang Veela tetapi dia jauh dari pada itu." Kingsley mengingat kembali saat Dean menikah dengan Rukhsyana. 

"Lalu, apa yang akan dilakukan oleh kementerian?" Tanya Hermione

"Awalnya aku ingin melakukan sidang tetapi dalam hal ini Dean tidak bersalah. Rukhsyana yang akan dikembalikan ke India." Jawab Kingsley

"Hanya saja, Rukhsyana baru kehilangan anaknya, tidak mungkin kita menabur garam dalam lukanya" lanjut Kingsley sembari membuka sebuah surat

Hermione belum beranjak dari ruang kerja Kingsley. Kingsley sendiri seperti sedang membaca sebuah surat secara seksama. Dia menampilkan wajah serius, seperti surat tersebut sangat penting.

"Apa lagi ini? Hermione beritahu Potter untuk segera menyiagakan beberapa Auror . Hubungi Departemen Kerjasama Sihir, suruh mereka datang ke ruanganku secepatnya. Aku, Kau dan Percy Weasley akan melakukan beberapa perencanaan." Perintah Kingsley kepada Hermione.

"Ada apa?" Hermione terlihat bingung

"Maharaj Suryavanshi, ayah Rukhsyana, ingin meminta ijin terhadap otoritas Kementerian Sihir untuk menjemput Rukhsyana dan melakukan upacara penguburan cucunya. Rukhsyana adalah seorang bangsawan Ancient Blood. Kali ini kita harus berhati-hati." Jelas Kingsley sambil menatap Hermione.

"Benarkah? Ah.... Aku akan kembali dengan Percy." Hermione Terkejut tetapi kemudia beranjak dari tempat duduknya dan berjalan ke arah pintu.

Ditempat lain, Harry mendapatkan sebuah surat dari Draco Malfoy berisi informasi tentang penyerang keluarga Dean Thomas. Surat itu diantarkan Kreacher. Walaupun Kreacher adalah peri yang ketus, tetapi Harry sangat mempercayainya dalam menjalankan misi rahasia. Isi surat itu adalah : 

"Potter, setelah menghubungi beberapa kontakku di kalangan pure Blood India, aku menemukan fakta yang mengejutkan. Rukhsyana adalah anak Maharaj Suryavanshi, pemimpin tertinggi Ancient Blood. Penjelajah Malam, bukanlah kelompok sembarangan, mereka tidak menerima perintah dari kasta rendahan. Hanya kasta Bangsawan Ancient Blood yang bisa menggerakkan mereka. Kecurigaanku mengarah pada keluarga Rukhsyana sendiri, entah itu ayahnya atau adik lelakinya. Jika memang demikian Rukhsyana dan Thomas dalam ancaman besar."

"Aku harus segera menemui Hermione dan Percy." Harry kemudian mengambil jaketnya

"Harry, kau tidak perlu repot-repot. Kingsley memanggilmu. Ron, Seamus dan Neville juga" George menunjukkan secarik memo yang dikirimkan ke tokonya

Harry kemudian mengambil memo tersebut.

Keempatnya pergi ke kantor kementerian Sihir. Di sana Percy sudah menunggu mereka.

"Hai Longbottom, Finnigan. Apa kabar? Percy memberi salam pada Neville dan Seamus

"Baik." Jawab Longbottom sambil menjabat tangan Percy

"Harry, apakah mereka sudah memakamkan Benedict?" Tanya Percy tentang pemakaman bayi dari Dean Thomas

"Belum, dia masih disemayamkan di markas." Jawab Harry

"Sebenarnya apa yang terjadi? Kenapa Aku dan Neville dipanggil?" Tanya Ron pada kakaknya

"Kita sedang membutuhkan tambahan orang untuk menjaga keamanan disekitar kementerian. Ayah Rukhsyana akan datang dan meminta ijin dari otoritas Kementerian untuk menjemput Rukhsyana dan memakamkan Benedict." Percy menjelaskan sambil berjalan menutup pintu Lift

"Kita tidak bisa menyerahkan Rukhsyana begitu saja kepada mereka." Ucap Harry sebelum Lift tersebut melaju ke ruangan Kingsley

"Mengapa tidak? Kementerian tidak mempunyai hak mempertahankan Ancient Blood" Percy memberi sinyal tentang peluang Rukhsyana dijemput oleh keluarganya

Sesampainya di ruangan Kingsley, mereka dipersilahkan duduk oleh Kingsley. 

"Potter, persiapkan penjagaan ketat di kementerian Sihir. Kita harus berjaga-jaga dengan kedatangan Ancient Blood. Mereka tidak mudah ditebak." Kingsley meminta Potter menyiaga anak buahnya

"Kita tidak bisa menyerahkan Rukhsyana pada mereka. Aku baru mendapatkan informasi bahwa Penjelajah Malam dipastikan adalah suruhan Bangsawan Ancient Blood. Bisa saja Rukhsyana akan terbunuh jika kita menyerahkan dia." Harry berusaha meyakinkan Kingsley untuk tidak menyerahkan Rukhsyana

"Dari mana kau dapatkan informasi tersebut?" Tanya Percy

"Dari Malfoy" jawab Harry tanpa memberi wajahnya pada Percy

"Bagaimana bisa kau mempercayai orang seperti Draco Malfoy." Tanya Percy dengan sinis. Percy masih menyalahkan Draco Malfoy atas kematian Fred, adiknya

"Hanya dia yang memiliki kontak terdekat dengan Ancient Blood." Ron berusaha membela Harry

Percy masih saja tidak suka mendengarkan nama Draco Malfoy.

"Jika memang diperlukan, kita akan menjadikan informasi dari Draco Malfoy sebagai bukti kuat untuk mencegah Suryavanshi mengambil Rukhsyana. Bagaimana pun kita tidak bisa membiarkan penggunaan sihir hitam terhadap keluarga penyihir di wilayah otoritas Kementerian Sihir." Kingsley menemukan sebuah pilihan dari permasalahan yang mereka hadapi.

"Lalu, bagaimana sihir yang digunakan oleh Rukhsyana? Bukankah itu sihir hitam yang berbahaya?" Tanya Neville

"Memang, tetapi dia melakukan itu sebagai bentuk pembelaan diri. Dalam hal itu, Rukhsyana dibenarkan" Jawab Kingsley

Waktu yang dinanti pun tiba, Maharaj Suryavanshi tiba di kementerian sihir, bersama dengan Rajendra putranya dan lima orang pengawalnya. Kedatangan mereka cukup membuat orang-orang di Kementrian sangat terpukau. Mereka tidak menggunakan satu pun pintu masuk di gedung kementerian sihir. Mereka tepat muncul di hadapan Kingsley dan Percy dengan tanda titik api berwarna putih kemudian perlahan-lahan memunculkan kepala hingga kaki para penyihir Ancient Blood, tanda api tersebut juga merupakan identitas dari seorang Aguna. Kingsley terkejut tetapi Percy lebih terkejut karena baru pertama kali melihat penyihir Ancient Blood secara langsung. Kingsley kemudian menyambut mereka selaku Kepala Kementerian sihir. Perawakan Rajendra membuat Percy sedikit bergidik karena memiliki badan yang sangat tegap, pandangan mata yang tajam. Hampir tak ada garis senyum di wajahnya. Sementara Maharaj Suryavanshi, memiliki wajah yang sangat meneduhkan dan warna mata yang mirip Rukhsyana. 

Ilustrasi karakter Maharaj Suryavanshi


"Saya turut berduka cita atas kematian Benedict" Kingsley menyampaikan ucapan belasungkawa kepada Maharaj Suryavanshi

"Ashirvad. Aku memanggilnya Ashirvad. Terima Kasih Tuan Shacklebolt." Maharaj Suryavanshi enggan memanggil cucunya dengan nama Inggrisnya. 

Kingsley sedikit terkejut mendengar jawaban Maharaj Suryavanshi, yang terkesan sedikit sombong. Tetapi kemudian mempersilahkan rombongan Blood Ancient tersebut ke ruangannya.

Setelah membuat diri mereka nyaman di ruang kerja Kingsley, Suryavanshi memulai perbincangan tujuan kedatangan mereka.

"Kau tentunya sudah tahu tujuan kedatangan kami. Aku harap kementerian sihir tidak menghalangi kami." Maharaj seperti memberikan ultimatum secara halus 

"Saya meminta maaf sebelumnya, tetapi ada kejanggalan pada serangan yang dialami oleh keluarga Thomas. Dan sebagai otoritas yang berkuasa di sini, kami tidak bisa membiarkan Anda membawa Rukhsyana karena proses penyelidikan belum selesai." Kingsley memberikan jawaban yang tegas kepada Suryavanshi.

"Kami tidak meminta, kami memberikan ultimatum." Rajendra membalas jawaban Kingsley dengan tatapan sinis

Ilustrasi Rajendra


"Rajendra..." Suryavanshi memperingati sikap Rajendra

Ron berbisik pada Neville dan Seamus di pinggir ruangan.

"Perhatikan mata anak itu. Mata kirinya seperti mempunyai pupil ganda." Ron berbisik sambil melihat ke arah Rajendra

"Mengerikan sekali. Baru kali ini aku melihat yang seperti itu." Balas Neville yang juga memperhatikan Rajendra

"Benar-benar menakjubkan" Seamus takjub dan tidak percaya ada penyihir dengan mata seperti itu

Hermione dan Percy mengabaikan sikap Ron, Seamus dan Neville yang terlalu berlebihan dalam memperhatikan Rajendra.

"Kami mendapatkan informasi bahwa Penyerangan dilakukan oleh Penjelajah Malam. Bukankah mereka berada di bawah otoritas bangsawan Ancient Blood?" Kingsley melanjutkan perbincangan

"Benarkah? Saya harap itu adalah kesalahan informasi dari para Auror anda." Dengan tenang Suryavanshi menyampaikan keraguan informasi tersebut.

"Harry?" Kingsley memanggil Harry untuk memberikan keterangan lanjutan sebagai kepala Auror.

Rajendra menatap ke arah Harry, yang sedari tadi berdiri di pinggir ruangan

"Ini adalah kepala Auror kami" Kingsley memperkenalkan Harry kepada Suryavanshi.


"Oh Harry Potter. Salah seorang pahlawan perang Hogwarts. Aku pernah mendengarmu." Suryavanshi menyampaikan salamnya.

"Terima kasih, Yang Mulia" Harry menjabat tangan Suryavanshi.

"Jadi, berikan alasan anda mengapa anda menuduh Para Penjelajah Malam sebagai pelaku penyerangan." Suryavanshi menanyai Harry dengan dinginnya 

"Sihir Perisai Setan yang digunakan Rukhsyana saat melawan para penyerang tersebut membuat saya yakin bahwa penyerangnya adalah Ancient Blood. Saya juga mendapatkan informasi bahwa malam itu ada suasana yang sangat mencekam melintasi Diagon Alley dari seorang pembuat tongkat Sihir. Beberapa perabotan yang terbuat dari kaca mengalami keretakan. Beberapa orang marasakan kehadiran penjelajah malam seperti merasakan ketakutan yang luar biasa, suhu udara tiba berubah sangat panas. Saat itu aku tahu ada sihir yang begitu gelap telah melintasi Diagon Alley." Harry menjelaskan panjang lebar kepada Suryavanshi

"Kami mencurigai..." Lanjut Kingsley

"Ini penghinaan terhadap otoritas Ancient Blood!" Amerta, seorang pengawal wanita Maharaj Suryavanshi merasa dihina oleh Kingsley

Ilustrasi Amerta


"Kami tidak bermaksud menuduh Maharaj Suryavanshi. Kami hanya ingin memastikan keamanan Rukhsyana dan Dean Thomas." Kingsley menjelaskan maksud kecurigaannya

Maharaj Suryavanshi menatap ke arah Rajendra. Seperti sedang menyelidik ekspresi putranya.

"Baiklah. Aku pun akan menyelidikinya. Tetapi biarkan aku bertemu dengan putri dan cucuku" Maharaj Suryavanshi memahami maksud Kingsley. 

Kingsley melihat ke arah Harry sebagai isyarat untuk mengantarkan Rombongan Maharaj Suryavanshi ke Rukhsyana. Harry pun mengangguk.

(BERSAMBUNG)



Comments

Popular posts from this blog

Konsentrasi Komunikasi Antar Budaya, ada?

Komunikasi Lintas/Antarbudaya (Cross Cultural Communication) tidak banyak yang tahu tentang konsentrasi ini selain mahasiswa Jurusan ilmu komunikasi, Universitas Nusa Cendana (Undana).   Ya, memang di Kupang ada dua jurusan ilmu komunikasi, satunya di Undana dan lainnya di universitas Widya Mandira (Unwira). Untuk wilayah Nusa Tenggara Timur, Ilmu komunikasi lebih banyak dikenal melalui konsentrasi Jurnalistik dan Hubungan Masyarakat, maka tidak mengherankan ketika mencari kerja anak KAB (sebutan untuk mahasiswa konsentrasi antarbudaya) sering ditanya-tanya tentang  konsentrasinya oleh para pencari tenaga kerja. Pernah saya ditanyai tentang konsentrasi antarbudaya, belum sempat saya jawab, sudah bergulir saja kalimat “ Oh… jadi nanti kalian belajar bahasa daerah dari berbagai daerah di NTT? ” atau “ Bahasa daerah apa yang sudah kalian kuasai? ”   (pertanyaan ke-2 itu yang paling menjengkelkan).  Alih-alih paham, justru konsentrasi Komunikasi Antarbudaya disalah artikan kajia

Tak Ada Makan Siang Gratis Dalam Mencapai Kemajuan Negara

  Sumber : Kemeperkraf Indonesia        Beberapa waktu yang lalu saya mengerjakan sebuah tugas ujian akhir semester, ada pertanyaan yang menarik tentang relasi konsep kepemimpinan otoriter dan kemajuan suatu negara. Diambilah contoh Singapura, Korea Selatan dan Taiwan sebagai negara pembanding untuk membuktikan kepemimpinan otoriter turut serta dalam kemajuan suatu negara. Di Indonesia, mungkin diambil contoh pada masa orde baru, di mana Indonesia seketika berubah dari negara miskin menjadi negara yang memiliki power di Asia bahkan dijuluki sebagai Macan Asia di bawah kepemimpinan otoriter.      Jika dilihat secara umum, memang ada benarnya karena perencanaan dan pengawasan yang lebih terpusat. Sistem otoriter membuat segala keputusan dapat diambil dengan cepat tanpa harus membuang waktu dan uang hanya untuk duduk berdiskusi di dalam parlemen. Jika dicari kesamaan dari Singapura, Korea Selatan dan Taiwan, mereka memang berubah menjadi negara maju terkhususnya dalam bidang ekonomi setel

Darurat Dialektika dan Drakor

Seorang teman menyarankan saya untuk menonton Video tanya jawab Rocky Gerung dengan anak-anak muda perihal dinamika politik yang dibalut atau dibenarkan melalui pertanyaan-pertanyaan di dunia teknologi yang bagi saya tidak terlalu menarik. Dari kalimat “Lu kan suka sejarah” membuat saya tertantang mengingat Rocky Gerung pernah menemui moment “diam” sejenak saat pernyataannya disanggah oleh Sujiwo Tejo mengenai kekayaan kosakata bahasa Indonesia. Sejarah... Apa yang saya temukan selain ide tentang masa depan Demokrasi Indonesia, kemanusiaan dan sebagainya dengan melalui sudut pandang Filsuf Yunani. “ Rocky Gerung : Alasan Kita Darurat Dialektika” Sebuah judul yang menghantarkan ingatan saya ketika masih berstatus mahasiswa, ada seorang dosen mata kuliah kewirausahaan yang tersinggung saat teman saya mempertanyakan materi kuliah yang tak sesuai dengan kenyataan yang dia temui ketika berdagang bersama orang tuanya. Pertanyaan itu akhirnya membuat teman saya mendapatkan nilai D karena dian