Skip to main content

Posts

Showing posts from 2018

SIA-SIA SAJA!

PERCUMA MAK Mak, aku mau sekolah SMA Negeri kataku Nilaiku tak begitu jelek Sekolah favorit ya mak Tak perlu naik angkot Tak perlu SPP tinggi hanya perlu seragam, sepatu Dan buku-buku Tak mau aku masuk swasta Takut emak tak sanggup Jauh pula sekolahnya Tak mau aku pusing dengan angkot Emak, aku tak masuk Tak dilihat nilai ujianku Kata mereka tak ada orang dalam Tak akan ada bangku untukku Sudah aku bilang, aku ini miskin Tak percaya mereka Tak ada surat, tak diakui miskin Percayalah mereka pada si kaya, yang punya surat Aku marah pada   mereka Aku cemburu pada si kaya Kurang apa aku ini mak? Sudah pintar, miskin, tak jauh pula rumahku Berhenti saja aku mak Percuma aku berjuang Tak dihargai juga perjuanganku Percuma kubawa prestasiku Kalau kantongku kering

2000 : KASIH YANG DINUBUATKAN

Hari Minggu tanggal 13 Mei 2018 terjadi pengeboman tiga gereja di kota Surabaya. Peristiwa-peristiwa yang terjadi ini, banyak mengambil perhatian rakyat Indonesia. Korban yang berjatuhan tidak hanya masyarakat sipil, tetapi juga aparat Kepolisian. Rasa marah tentu hinggap di dalam hati rakyat Indonesia. Tetapi sayangnya, rasa marah itu menimbulkan masalah baru, yakni ujaran-ujaran kebencian . Saya mendapati sebuah pertanyaan di media sosial yang membuat saya heran, bagaimana bisa seorang Kristen menanyakan hal yang seharusnya dia sudah tahu jawabannya, jika ia sering membaca Alkitab. Kira-kira begini pertanyaannya : " Mengapa selalu kami orang Kristen yang menderita? Mengapa gereja kami yang selalu dibom?" Seharusnya pertanyaan itu tidak perlu ada, jika kita sudah membaca ayat ini : Kamu akan dikucilkan , bahkan akan datang saatnya bahwa setiap orang yang membunuh kamu akan menyangka bahwa ia berbuat bakti bagi Allah (Yohanes 16:2) Bukankan semuanya juga dijelaskan, ba

MEMBELI BANTUAN PENDIDIKAN DENGAN “KEMISKINAN”

Baru ingat kalau pernah buat sebuah artikel waktu masih magang. Terlambat diposting ini... tetapi semoga berguna ya buat para pembaca. Salam   MEMBELI BANTUAN PENDIDIKAN DENGAN “KEMISKINAN” Baru-baru ini media cetak Victory News (Jumat, 5/8/2016) memuat berita tentang Pemerintah kota Kupang yang akan menambah kuota penerima Bantuan Pendidikan sebesar 500 orang, yang sebelumnya 1.000 orang penerima Bantuan pendidikan menjadi 1.500 orang. Anggaran untuk penambahan kuota ini akan dimasukkan dalam pembahasan perubahan APBD 2016 mendatang. Alokasi anggaran Rp 2,5 juta per siswa per tahun, maka jika dihitung maka selama 4 tahun setiap siswa mendapatkan 10 juta. Program bantuan pendidikan mahasiswa ini dikeluarkan bersama DPRD Kota Kupang sebagai bagian dari upaya peningkatan sumber daya manusia anak di kota Kupang. Bantuan ini juga menurut Walikota Kupang, tidaklah mampu mencover seluruh biaya pendidikan mahasiswa (1) Kita akan mengulas lebih dahulu tentang bantuan pendidika

MUDA

 MUDA Duduklah sebentar lagi Perjalanan pulang begitu jauh mengapa terburu-buru? nikmatilah matahari yang masih cerah biarlah orang tua itu pulang kau masih muda dan kuat bujuk ibu padaku sambil memelukku dalam doa ahhh.... jika hari ini tugasku selesai masa aku harus berlama-lama? jika aku rindu pulang apakah aku tak layak pulang? matahari masih tinggi langit masih cerah tetapi buat apa menunggu? jika hari senja tak mau datang padaku

LIMA ABDI

LIMA ABDI Penuh sesak dinding itu... dibalik dinding itu ada sebuah amarah Api diciptakan untuk membakar siapa saja Yang mau memadamkannya. Lima orang.... tidak tahu inilah akhir dan awal dari bukti setia mereka siapkah mereka? jika malam ini mereka terpelungkup diam? siapkah mereka? Jika sebuah kata perpisahan tak sempat terucap Ratusan kawan berjaga diluar Berusaha mengulurkan tangan Menahan hati kesetiakawanan Kawan kau pun telah mengorbankan rasa sakit hatimu Demi sumpah setiamu pada bangsa dan negara Salam dan pelukan tak dapat disampaikan lagi Mereka tertidur panjang dalam pengabdian Air mata yang mengalir, sudah membasuh tumpahan darah mereka Doa yang terucap telah meratakan jalan mereka Untuk sampai kepada sang Jenderal Agung Dengan kata-kata.... "Telah kami tunaikan pengabdian kami" Hormat saya kepada para anggota Polisi yang gugur dalam peristiwa kerusuhan Rutan Mako Brimob, Kelapa Dua, Depok. Mereka telah menyelesaikan pertandingan

CARI KERJA : pakai tuh dalam Nama Yesus, bukan pakai 'orang dalam'

Dua hari yang lalu, saya menemani mama pergi melayat ke rumah tetangga yang sedang berduka. Saat kami sedang duduk selayaknya para pelayat, salah seorang tetanggaku menanyakan tentang kelulusanku sebagai seorang sarjana. Dia bertanya apakah saya sudah mengajukan lamaran pekerjaan, dan saya menjawab belum. Dia menyarankan saya untuk mengajukan lamaran ke salah satu kantor yang berkaitan dengan jurusan yang saya ambil semasa berkuliah. Katanya di sana banyak menerima tenaga honorer, apa lagi jika saya mempunyai ‘orang dalam’. Istilah ‘orang dalam’ memang tidak lagi asing bagi saya, hanya saja masih terasa lucu bagi saya jika mendengar ada orang yang masih menggunakan jalur ‘orang dalam’ dan mempercayakan masa depannya sendiri kepada si ‘orang dalam’ tadi. Sejak SMP, saya dendam dengan istilah ‘orang dalam’, saya merasa dicurangi oleh orang-orang tersebut. Saya bahkan melarang adik-adik saya agar tidak meggunakan jalur curang seperti itu. Tetapi, saya bersyukur dengan rasa dendam i