Skip to main content

2000 : KASIH YANG DINUBUATKAN


Hari Minggu tanggal 13 Mei 2018 terjadi pengeboman tiga gereja di kota Surabaya. Peristiwa-peristiwa yang terjadi ini, banyak mengambil perhatian rakyat Indonesia. Korban yang berjatuhan tidak hanya masyarakat sipil, tetapi juga aparat Kepolisian. Rasa marah tentu hinggap di dalam hati rakyat Indonesia. Tetapi sayangnya, rasa marah itu menimbulkan masalah baru, yakni ujaran-ujaran kebencian . Saya mendapati sebuah pertanyaan di media sosial yang membuat saya heran, bagaimana bisa seorang Kristen menanyakan hal yang seharusnya dia sudah tahu jawabannya, jika ia sering membaca Alkitab. Kira-kira begini pertanyaannya :
" Mengapa selalu kami orang Kristen yang menderita? Mengapa gereja kami yang selalu dibom?"
Seharusnya pertanyaan itu tidak perlu ada, jika kita sudah membaca ayat ini :
Kamu akan dikucilkan, bahkan akan datang saatnya bahwa setiap orang yang membunuh kamu akan menyangka bahwa ia berbuat bakti bagi Allah (Yohanes 16:2)
Bukankan semuanya juga dijelaskan, bahwa akan datang penganiayaan dari segala penjuru, karena iman kepada Kristus. Penganiayaan ini bukan saja dalam bentuk fisik, tetapi  psikis. 
"Jikalau dunia membenci kamu, ingatlah bahwa ia telah lebih dahulu membenci Aku dari pada kamu..." (Yohanes 15:18)

Sejujurnya, kita tidak perlu membawa isu agama diluar kemampuan kita. Jika kita menghadapi berbagai penganiayaan, itu karena Yesus Kristus telah lebih dulu dianiaya, dihina, bahkan dibunuh. Setelah Yesus disalibkan, apakah dia mengutuk semua orang yang menyalibkan-Nya? Tidak sama sekali.
Yesus berkata "Ya Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat." (Lukas 23:34a)

Aaah...Mungkin kita akan berdalih, Yesus maha mengampuni dan maha kasih, karena dia adalah Tuhan. Ya, sampai pada poin itu, anda benar. Sikap pendendam kita memang sangatlah besar dibandingkan rasa kasih. Ya.... kita manusia bisa saja meluapkan amarah kita, tetapi ingat amarah itu tidak boleh bermuara pada dosa.
Apabila kamu menjadi marah, janganlah kamu berbuat dosa: janganlah matahari terbenam, sebelum padam amarahmu. (Efesus 4:26)
 Allah sudah memberi peringatan tentang bahaya amarah yang menghasilkan dosa.

Apakah mukamu tidak akan berseri, jika engkau berbuat baik? Tetapi jika engkau tidak berbuat baik, dosa sudah mengintip di depan pintu;  ia sangat menggoda engkau , tetapi engkau harus berkuasa atasnya. (Kejadian 4:7)

Postingan ini bukan untuk membuat para pembaca Kristen mengangkat dagu dan melihat rendah orang-orang non Kristen. Tetapi, justru untuk semakin mengeluarkan berkat dan kasih bagi sesama manusia. Yesus sendiri tidak pernah menganjurkan kita untuk hanya mengasihi sesama orang yang segolongan atau seagama melainkan sesama manusia. 
Dan hukum yang kedua, yang sama dengan itu, ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. (Matius 22:39)

Lalu bagaimana dengan pembelaan iman kita kepada Yesus? Apakah kita tidak perlu bertindak untuk melawan? Cobalah kita membuka kembali Alkitab dan membacanya sambil merenungkannya. Peristiwa penangkapan Yesus, di mana Petrus (Rasul) mengeluarkan pedang dan memotong telinga Malkhus, seorang diantara para penangkap Yesus. Yesus sama sekali tidak menyukai cara Petrus.

Maka kata Yesus kepadanya: "Masukkan pedang itu kembali ke dalam sarungnya, sebab barangsiapa menggunakan pedang, akan binasa oleh pedang. Atau kausangka, bahwa Aku tidak dapat berseru kepada Bapa-Ku, supaya Ia segera mengirim lebih dari dua belas pasukan malaikat  membantu Aku? (Matius 26:52-53)
Jika seorang Rasul saja, tidak diperbolehkan mengeluarkan pedang untuk membela Yesus, buat apa kita harus mengeluarkan pedang untuk membela Yesus. Yesus tak perlu  dibela karena Dia Maha Segalanya, yang perlu kita lakukan adalah tetap mengimani Yesus Kristus sebagai Juruselamat Manusia.
Berbicara mengenai keadilan, bagi para korban pengeboman. Itu diluar kewenangan saya untuk memberi pendapat. Tetapi satu hal yang saya yakini bahwa Pemerintah merupakan wakil Allah di dunia. Mereka diberikan pedang keadilan bermata dua,  mereka memikul sumpah untuk berlaku adil dalam menjalankan tugas dan tanggung jawab. Dalam taraf manusia, pemerintah jauh lebih berkuasa dari teroris, mereka yang akan membawa keadilan diantara korban dan pelaku. Kita dapat memberikan dukungan doa kepada mereka, meminta penyertaan Allah dan hikmat yang dicurahkan kepada pemerintah Indonesia.
JANGAN ADA LAGI UJARAN KEBENCIAN ATAS NAMA APAPUN. YESUS SUDAH MENGAJARKAN KASIH KEPADA KITA. PEDANG KEADILAN SUDAH DIBERIKAN DI TANGAN PEMERINTAH INDONESIA. KITA MENGUATKAN DENGAN DOA YANG TULUS

Comments

Popular posts from this blog

Konsentrasi Komunikasi Antar Budaya, ada?

Komunikasi Lintas/Antarbudaya (Cross Cultural Communication) tidak banyak yang tahu tentang konsentrasi ini selain mahasiswa Jurusan ilmu komunikasi, Universitas Nusa Cendana (Undana).   Ya, memang di Kupang ada dua jurusan ilmu komunikasi, satunya di Undana dan lainnya di universitas Widya Mandira (Unwira). Untuk wilayah Nusa Tenggara Timur, Ilmu komunikasi lebih banyak dikenal melalui konsentrasi Jurnalistik dan Hubungan Masyarakat, maka tidak mengherankan ketika mencari kerja anak KAB (sebutan untuk mahasiswa konsentrasi antarbudaya) sering ditanya-tanya tentang  konsentrasinya oleh para pencari tenaga kerja. Pernah saya ditanyai tentang konsentrasi antarbudaya, belum sempat saya jawab, sudah bergulir saja kalimat “ Oh… jadi nanti kalian belajar bahasa daerah dari berbagai daerah di NTT? ” atau “ Bahasa daerah apa yang sudah kalian kuasai? ”   (pertanyaan ke-2 itu yang paling menjengkelkan).  Alih-alih paham, justru konsentrasi Komunikasi Antarbudaya di...

Nilai Bahasa Indonesia kamu 100? Seharusnya kamu bangga...

Bahasa Indonesia : Kebanggan terakhir di Dunia Pendidikan Indonesia Nilai Bahasa Indonesia kamu 100? Seharusnya kamu bangga. Kenapa? Itu membuktikan kalau kamu adalah orang cerdas (Ingat ya Cerdas, bukan hanya pintar). Kan aneh kalau setiap hari berkomunikasi dengan bahasa Indonesia tapi masih saja gagal mendapatkan nilai 100 di ujiannya. Ya, bahasa Indonesia memang sedang berada di bawah mata pelajaran MIPA. Jarang ada orang tua yang bangga jika anaknya mendapatkan nilai 100 dalam mata pelajaran   Bahasa Indonesia. Yang dilihat pertama kali oleh orang tua saat melihat nilai raport anaknya pasti mata pelajaran MIPA atau bahasa Asing (Inggris, Jerman, Jepang, Cina dan lain-lain), kalau nilainya menurun pasti si anak akan ditegur berulang kali. Nah, kalau nilai bahasa Indonesianya rendah, tapi mata pelajaran lainnya tinggi, si anak pasti dipuji. “Kamu pintar nak. Mama bangga sama kamu!” (Nilai MIPA dan bahasa Asing tinggi, nilai bahasa Indonesia rendah) “Otakmu di m...

Filosofi Menara Babel

Filosofi Menara Babel ini sebenarnya terbersit saat membaca Kitab Kejadian 11 : 1 - 9 dengan perikop Menara  Babel yang menceritakan tentang Raja Pertama di muka bumi yakni Raja Nimrod, yang berkuasa setelah zaman Nuh. Dialah manusia yang paling gagah perkasa dan sang penakluk mula-mula umat manusia. Untuk mengabadikan kekuasaannya dia berniat untuk membuat sebuah bangunan yang tingginya bisa mencapai langit. Dalam perikop tersebut juga dijelaskan bahwa umat manusia di muka bumi pada waktu itu memiliki bahasa dan budaya yang satu sehingga tidak menjadi kendala untuk menghimpun mereka dalam suatu bangsa dan menyatukan mereka dalam satu pikiran yang sama.  Singkat cerita di bawah pemerintahan Raja Nimrod, pembangunan menara pun dimulai, begitu hebatnya mereka bekerja hingga mampu membangun sebuah bangunan yang hampir menyentuh langit. TUHAN melihat dari surga bahwa pekerjaan manusia tersebut merupakan sebuah bentuk tantangan terhadap otoritas TUHAN. Maka TUHAN pun turun dan meng...