Skip to main content

Posts

Showing posts from July, 2019

R.E.C.E.H

Aku,ya aku Ramah di depan mata Sopan tak tertandingi Barang sekali menimbah ilmu Digeret pula gelar-gelar besar Bocah ingusan jadi tak beringus Tetap biasa saja kata orang Tak patut membetulkan kebiasaan Ilmu tak berguna jika berhadap norma Debat-debat berilmu Tak mungkin menelanjangi pengalaman Nasihat menumpuk Entah tepat atau tidak Kusimpan saja Esok mungkin terpakai Gelarku? Hanya sekedar lima huruf belaka Bonus satu titik (SzL)

STEREOTIP PENJURUSAN SMA YANG MENJERUMUSKAN

Hai teman-teman! Kali ini saya akan membagikan beberapa opini saja ya tentang penjurusan di SMA. Mungkin ini akan sedikit melenceng dari tema blog tetapi masih berhubungan dengan para mahasiswa dan mahasiswi. Kan tidak mungkin   jadi mahasiswa dan mahasiswa kalau belum lulus SMA/SMK/MTS/sederajat. Saya tidak begitu paham dengan   kehidupan SMK dan MTS, jadi saya hanya akan membahas tentang penjurusan di SMA saja ( maklum tamat dari SMA ). Soal penjurusan SMA, sering kali orang-orang lebih senang menaruh label ( seenak hati mereka ) terhadap 3 jurusan yakni IPA, IPS, dan BAHASA. Bagi sebagian besar orang ( terutama orang tua siswa ) jurusan IPA merupakan jurusan terfavorit karena setiap anak yang masuk jurusan IPA sering mendapat label anak pintar dan rajin. IPS sering dilabeli sebagai kelas anak nakal dan malas. BAHASA lebih parah lagi, sering dilabeli sebagai anak malas dan bodoh. Pernah sekali, saya ditanyakan tentang jurusan yang saya pilih di SMA ( waktu itu baru di kela

TIPS MENGERJAKAN PROPOSAL / HASIL PENELITIAN / SKRIPSI

Skripsi merupakan salah satu tugas akhir yang sering menjadi penentu kelulusan mahasiswa di Perguruan Tinggi. Hampir semua mahasiswa sulit untuk menentukan judul penelitian skripsinya, tetapi masih ada niat untuk berjuang mengerjakannya. Tak jarang pula beberapa mahasiswa yang rela menggelontorkan begitu banyak uang untuk menyewa orang lain mengerjakan skripsinya (tidak patut dicontoh). Skripsi itu bukan sekadar tulisan-tulisan yang berisi “omong kosong” yang diresmikan (istilah orang malas) tetapi pembuktian bahwa mahasiswa bukan robot yang dikurung dalam deretan gedung putih bertingkat. Mahasiswa sebagai golongan terpelajar yang mampu melihat masalah, menganalisis masalah dan menemukan solusi dari masalah tersebut. Untuk itu sebagai mantan mahasiswa yang sudah diresmikan (Senior putus/sarjana/alumni), saya ingin berbagi tips dan trik mengerjakan skripsi. TIPS 1 : RAJIN MENGIKUTI/MENONTON UJIAN SEMINAR PROPOSAL TEMAN / SENIOR KALIAN Tips ini untuk memberikan gambaran ke

5 TIPS MENGHADAPI KULIAH KERJA NYATA (KKN) TERBARU

Teman-teman pasti tidak asing dengan istilah Kuliah Kerja Nyata (KKN) yang sering dilakukan oleh semua kampus di Indonesia tanpa terkecuali). KKN secara ringkas dapat diartikan sebagai pengaplikasian ilmu pengetahuan di dalam masyarakat. Untuk pengertian yang lebih jelasnya, bisa kalian dapatkan saat pembekalan KKN. Kalau tidak salah saya pernah membaca satu buku yang memberi pendapat bahwa kegiatan KKN ini terinspirasi dari kegiatan para sastrawan Indonesia (sekitar tahun 1950an-1960an) yang sering masuk ke desa-desa terpencil untuk melihat kondisi masyarakat desa kemudian memaparkan keadaan tersebut melalui karya sastra mereka. Tapi kalau yang saya dengar dari materi pembekalan KKN yang saya ikuti, katanya ini atas inisiatif para mahasiswa tahun 1970an, tidak disebutkan tentang para sastrawan. Well …. Soal sejarah KKN masih banyak sumber yang bisa kita jadikan pertimbangan fakta. Kita lanjut saja pada tips KKN yang ingin saya bagikan. TIPS 1 : RAJIN MENGIKUTI PEMBEKAL

Jurusan Bahasa : Santai? Iya. Bodoh? Tidak!

Jurusan Bahasa Sekolah Menengah Atas (SMA) memang bukanlah jurusan favorit di Kota Kupang ( setahu saya ). Ketika saya memilih jurusan ini, sama sekali di dalam pikiran saya tidak memikirkan tentang untung-rugi ( Jurusan IPA & IPS lebih luas lahan kerjanya ). Bahkan sewaktu di SMA kelas saya menjadi kelas yang tidak begitu diunggulkan bahkan dianggap “tidak ada” ( Setelah kelas XII baru disadari kalau ada kelas Bahasa😆 ). Orang tua saya sempat merasa kecewa karena saya bersih kukuh untuk memilih jurusan tersebut, tetapi kemudian mereka sadar kalau anak mereka sebenarnya bukan pintar tetapi gila. Di sekolah saya hanya ada 14 siswa gila yang mau masuk kelas Bahasa, sisanya ( 300 lebih siswa ) memilih IPA dan IPS. Mengapa saya sebut gila, karena 14 orang itu berani mempertaruhkan masa depan mereka dengan memilih jurusan Bahasa. Ada yang bilang kalau kelas Bahasa adalah tempatnya siswa bodoh untuk bermalas-malasan ( di Kota Kupang ). Untuk kata malas saya akui itu benar, teta