Kita tidak punya kuasa atas semesta yang kita tempati tetapi lewat tulisan, kita bisa menciptakan semesta sendiri
Thursday, September 26, 2019
BUNGKAM
Kau meniadakan sesuatu
Yang berjasa pada akalmu
Kau mengadakan sesuatu
Yang mengorbankan esensimu
Tetaplah di dalam kesunyianmu
Menguburkan setiap perbedaan
Remukan tulang-tulang keberanian
Tabur abunya di tumpukan buku
Berpura-puralah santai
Buang semua kebanggaan ini
Akan diskusi-diskusi
Pemikiranmu bukan hakmu lagi
Tuesday, September 24, 2019
Di Kota ku
Kotaku yang sederhana
Kotaku yang tak pusing urusan kota lain
Kotaku yang santai
Tak ribut urusan politik asalkan aman
Harga sembako naik?
Dapur tetap mengepul
Jalanan rusak?
Kecepatan motor tetap tinggi
Kemarau melanda?
Cari cara biar pesan tangki
Lima ribu liter cukup untuk tiga rumah
Siapa peduli hal kecil?
Hidup bukanlah beban di Kotaku
Televisi yang memberikan bencana
Harga minyak seliter naik, itu bencana
Musim kemarau melanda, itu bencana
Jalanan rusak, itu bencana
Kotaku terlalu gengsi
Mungkin terlalu mandiri
Atau terlalu banyak mengalah
Dan tak terbiasa bersuara
Monday, September 23, 2019
Tentang Hari Ini
Harapan tak pernah lebih indah
Dari setiap kemustahilan
Yang terwujud di depan mata
Ini bukan tentang hari esok
Yang kita rancangkan
Ini hanya tentang hari ini
Tentang mampukah kita bertahan?
Kau berbicara pada pengkhayal
Yang tak bersahabat pada realita
Kepahitan hanyalah mimpi
Manisnya kehidupan itulah realita baginya
Sunday, September 22, 2019
Ayat-Mu di Facebook
Tuhan, kecewakah Engkau?
Jika hari ini tak ada umatmu yang beribadah
Tuhan, marahkah Engkau?
Jika anak kecil bermain dengan ayat suci-Mu
Kubaca setiap hari kitab-Mu
Tak sampai pada perenungan
Mungkin karena kelelahan seharian
Mendebatkan maksud Firman-Mu di Facebook
Status facebook silih berganti
Dikutip oleh mereka, ayat-Mu
Ya... Ayat-Mu jadi kutipan status facebook
Mungkin dapat mewakili suasana hati mereka
Senang, bersyukur, sedih, marah sampai kasmaran
A.....! saya lupa, terkadang dipakai untuk menyindir
Tuhan....
Jangan lelah untuk memaafkan kebodohan kami yang terpelihara dengan baik
Tuhan, Engkau pun tahu...
Secuil dari umat-Mu
masih belajar,
mencari tahu kesalahan mereka,
memperbaiki kesalahan,
membiasakan diri terdidik dalam kebenaran
Dari Kitab Suci-Mu
Saturday, September 21, 2019
JIKA NANTI, AKU AKAN BERSYUKUR
Jika nanti punya uang banyak
Kita ke Yerusalem
Biar mama bisa ziarah
Pergi ke Betlehem
Biar mama bisa rayakan natal di sana
Kita tamatkan rasa rindu
Pada via dolorosa
Berteduh di bawah pepohonan getsemani
Dengan membawa sedikit minyak narwastu
Belum sampai permulaan
Mama berlari terlalu jauh
Mungkin saya terlalu lama menjanjikannya
Mimpi yang berakhir sebagai bualan
Jika nanti kita bertemu di sana
Semoga tak ada satu memoriku
tentang mama yang terhapus
Jika kita harus berjalan berjauhan di keramaian
Tak peduli Tuhan menghapus memorimu tentangku dan menghentikanku di depan pintu
Aku akan tetap bersyukur
Bisa melihatmu dari kejauhan memasuki Yerusalem Baru
Friday, September 20, 2019
Durhaka
Bajingan itu ada padaku
Aku yakin, dia sedang mengendap
Keluar perlahan-lahan
Untuk memupuk kehancuran
Durhaka, kata Perjanjian Lama
Balasan, kata Perjanjian Baru
Pemimpin bilang saya durhaka
Padahal tak sepenuhnya ia ikuti Perjanjian Lama
Saya bukan penafsir kitab
Saya hanya terbiasa membacanya
Saya temukan sesuatu yang pasti
Pohon yang baik bisa saja berbuah busuk
Apalagi pohon yang buruk
Jika meminta anak seperti Ishak
Berlakulah seperti Abraham
KOREA UTARA : FACT OR FAKE
Korea Utara (North Korea), ketika anda mendengar negara tersebut yang ada di pikiran pastilah "komunis". Ya, Korea Utara merupakan salah satu negara di Asia yang berpaham komunis selain Republik Rakyat Tiongkok, Vietnam, dan Laos. Berbeda dengan "saudara kembarnya", Korea Utara terlihat begitu lamban dalam menata kota yang lebih modern (menurut tayangan NG, yang saya tak bisa percaya 100%). Suasana Kota Pyongyang (ibukota Korea Utara) nampak lebih lenggang, memang ada beberapa gedung tinggi yang menjadi primadona kota Pyongyang tetapi belum cukup untuk menandingi kota Seoul (ibukota Korea Selatan).
![]() | ||
Kota Pyongyang |
Kota Seoul |
Selain tata kota yang dianggap belum begitu modern, Korea Utara juga sering dituding media barat sebagai negara yang otoriter (ya... karena komunis), menurut media barat, sistem ini pada akhirnya membuat kondisi masyarakat menjadi lebih tertutup, ditambah lagi kebebasan informasi masih menjadi hal yang dilarang di Korea Utara. Pernah ada seorang jurnalis media barat (cari saja di youtube. saya tidak bisa menempelkan linknya di sini) yang mengatakan bahwa setelah dia tiba di Korea Utara melalui perbatasan tiongkok, dia sempat diperiksa dan ditanyai apakah dia membawa holy bible atau tidak. Pengalaman ini dia simpulkan sebagai pelanggaran hak asasi manusia, di mana seseorang dilarang untuk membawa kitab suci berdasarkan keyakinannya masing-masing (sampai di sini saya percaya bahwa Korea Utara adalah negara otoriter).
Beralih dari media barat, ada pula media indonesia yang mengangkat fakta tentang Korea Utara, yakni detik.com yang mengungkapkan 10 fakta dan 2 diantaranya saya ragukan (Tidak boleh mengambil foto selfie dan tidak merayakan natal). Rasa ragu ini muncul karena adanya beberapa vlogger (salah satunya Jaka Parker) yang leluasa untuk mengambil gambar dan video keseharian masyarakat Korea Utara tak jarang mereka menguploadnya ke youtube sebagai hasil dokumentasi mereka selama tinggal di negara peninggalan raja Jumong tersebut. Selain itu Korea Utara mengizinkan perayaan natal di wilayahnya serta memasang atribut natal di toko-toko kota Pyongyang bahkan ada konser natal di Pyongyang (mungkin warga asing banyak di situ).
![]() | ||
Jaka Parker melakukan selfie |
![]() | ||
Anak-anak di Kota Pyongyang |
Hal ini saya angkat karena adanya ketimpangan informasi dan ketertarikan saya dengan negara Korea Utara. Bukan karena komunis (karena saya tidak setuju dengan sistem komunis), tetapi karena ketika saya mendengar Korea Utara, saya seperti melihat Indonesia mula-mula. Kebandelan Korea Utara yang tak mau tunduk pada Perserikatan Bangsa-Bangsa dan perseteruannya dengan Amerika Serikat seolah-olah membuat saya kembali pada sejarah keluarnya Indonesia dari PBB. Korea Utara juga menjadi negara langganan embargo negara-negara barat dan ditambah lagi menjadi yang dijauhi secara diplomatik oleh beberapa negara.
Pengucilan ini juga bisa saja berdampak pada media massa, lebih tepatnya melebih-lebihkan suatu informasi sehingga menimbulkan opini negatif publik tentang Korea Utara. Anda mungkin mengatakan media massa tidak mungkin melakukannya. Ya, benar tidak mungkin media massa menggiring opini negatif (secara tersurat), tetapi media massa masih dapat melakukan framing sebagai daya memanipulasi sebuah berita (tersirat). Tidak hanya Korea Utara yang menjadi korban framing media asing, Indonesia pun pernah mengalaminya (dalam peristiwa Timor-Timur, dan yang terbaru demonstrasi Papua). Peristiwa Timor-Timur inilah yang membuat Indonesia mencicipi "sepetnya" embargo dari Amerika Serikat.
Seharusnya dari peristiwa ini, media Indonesia belajar untuk lebih menghargai sebuah fakta yang aktual dari negara lain, terutama negara se-asia. Ketika melakukan sebuah pemberitaan tentang negara lain, media Indonesia seharusnya melepaskan sentimen ideologi dan tidak mengaminkan sebuah fakta yang digilir dari media massa barat.
Memang benar media massa Indonesia harus berideologikan Pancasila, tetapi bukan berarti mengikuti arus media massa liberal. Bukankah Pancasila itu memuat kebebasan yang bertanggungjawab, sehingga media massa Indonesia diberikan kebebasan yang seluas-luasnya tetapi wajib bertanggungjawab atas fakta yang disampaikan termasuk dalam memberitakan negara lain tak peduli apa pun ideologinya.
Thursday, September 12, 2019
Habibie : Hidup oleh Cinta
Matahari membenamkan diri
Membawa jiwa kembali
Ke tempat yang sunyi
Tuk bersama sang pemilik hati
Kematian tak lagi menakutkan
Ditunggunya hingga sore kemarin
Bukan menyerah, bukan berhenti
Hanya menerima kepastian waktu
Sudah dia tulis mimpinya
Di langit tanah air sendiri
Bersama cinta yang menguatkannya
Kepergiannya begitu indah...
bagi mereka yang percaya cinta sejati
Dia meninggalkan kenangan
Tentang cinta pada tanah air
Cinta pada setiap impian yang diperjuangkan
Dan arti cinta sejati pada kekasih
SELAMAT JALAN BAPAK DIRGANTARA INDONESIA✈
Subscribe to:
Posts (Atom)
Ketika Kekayaan Alam Menjadi Kutukan bagi Pendidikan
Pernahkah kamu memperhatikan fenomena yang tampak paradoksal yang mana daerah-daerah kaya akan sumber daya alam justru cenderung memiliki ti...

-
Komunikasi Lintas/Antarbudaya (Cross Cultural Communication) tidak banyak yang tahu tentang konsentrasi ini selain mahasiswa Jurusan ...
-
Filosofi Menara Babel ini sebenarnya terbersit saat membaca Kitab Kejadian 11 : 1 - 9 dengan perikop Menara Babel yang menceritakan tentang...
-
Bahasa Indonesia : Kebanggan terakhir di Dunia Pendidikan Indonesia Nilai Bahasa Indonesia kamu 100? Seharusnya kamu bangga. Ken...