Skip to main content

Posts

Showing posts from September, 2019

BUNGKAM

Kau meniadakan sesuatu Yang berjasa pada akalmu Kau mengadakan sesuatu Yang mengorbankan esensimu Tetaplah di dalam kesunyianmu Menguburkan setiap perbedaan Remukan tulang-tulang keberanian Tabur abunya di tumpukan buku Berpura-puralah santai Buang semua kebanggaan ini Akan diskusi-diskusi Pemikiranmu bukan hakmu lagi

Di Kota ku

Kotaku yang sederhana Kotaku yang tak pusing urusan kota lain Kotaku yang santai Tak ribut urusan politik asalkan aman Harga sembako naik? Dapur tetap mengepul Jalanan rusak? Kecepatan motor tetap tinggi Kemarau melanda? Cari cara biar pesan tangki Lima ribu liter cukup untuk tiga rumah Siapa peduli hal kecil? Hidup bukanlah beban di Kotaku Televisi yang memberikan bencana Harga minyak seliter naik, itu bencana Musim kemarau melanda, itu bencana Jalanan rusak, itu bencana Kotaku terlalu gengsi Mungkin terlalu mandiri Atau terlalu banyak mengalah Dan tak terbiasa bersuara

Tentang Hari Ini

Harapan tak pernah lebih indah Dari setiap kemustahilan Yang terwujud di depan mata Ini bukan tentang hari esok Yang kita rancangkan Ini hanya tentang hari ini Tentang mampukah kita bertahan? Kau berbicara pada pengkhayal Yang tak bersahabat pada realita Kepahitan hanyalah mimpi Manisnya kehidupan itulah realita baginya

Ayat-Mu di Facebook

Tuhan, kecewakah Engkau? Jika hari ini tak ada umatmu yang beribadah Tuhan, marahkah Engkau? Jika anak kecil bermain dengan ayat suci-Mu Kubaca setiap hari kitab-Mu Tak sampai pada perenungan Mungkin karena kelelahan seharian Mendebatkan maksud Firman-Mu di Facebook Status facebook silih berganti Dikutip oleh mereka, ayat-Mu Ya... Ayat-Mu jadi kutipan status facebook Mungkin dapat mewakili suasana hati mereka Senang, bersyukur, sedih, marah sampai kasmaran A.....! saya lupa, terkadang dipakai untuk menyindir Tuhan.... Jangan lelah untuk memaafkan kebodohan kami yang terpelihara dengan baik Tuhan, Engkau pun tahu... Secuil dari umat-Mu masih belajar, mencari tahu kesalahan mereka, memperbaiki kesalahan, membiasakan diri terdidik dalam kebenaran Dari Kitab Suci-Mu

JIKA NANTI, AKU AKAN BERSYUKUR

Jika nanti punya uang banyak Kita ke Yerusalem Biar mama bisa ziarah Pergi ke Betlehem Biar mama bisa rayakan natal di sana Kita tamatkan rasa rindu Pada via dolorosa Berteduh di bawah pepohonan getsemani Dengan membawa sedikit minyak narwastu Belum sampai permulaan Mama berlari terlalu jauh Mungkin saya terlalu lama menjanjikannya Mimpi yang berakhir sebagai bualan Jika nanti kita bertemu di sana Semoga tak ada satu memoriku tentang mama yang terhapus Jika kita harus berjalan berjauhan di keramaian Tak peduli Tuhan menghapus memorimu tentangku dan menghentikanku di depan pintu Aku akan tetap bersyukur Bisa melihatmu dari kejauhan memasuki Yerusalem Baru

Durhaka

Bajingan itu ada padaku Aku yakin, dia sedang mengendap Keluar perlahan-lahan Untuk memupuk kehancuran Durhaka, kata Perjanjian Lama Balasan, kata Perjanjian Baru Pemimpin bilang saya durhaka Padahal tak sepenuhnya ia ikuti Perjanjian Lama Saya bukan penafsir kitab Saya hanya terbiasa membacanya Saya temukan sesuatu yang pasti Pohon yang baik bisa saja berbuah busuk Apalagi pohon yang buruk Jika meminta anak seperti Ishak Berlakulah seperti Abraham

KOREA UTARA : FACT OR FAKE

Korea Utara (North Korea), ketika anda mendengar negara tersebut yang ada di pikiran pastilah "komunis". Ya, Korea Utara merupakan salah satu negara di Asia yang berpaham komunis selain Republik Rakyat Tiongkok, Vietnam, dan Laos. Berbeda dengan "saudara kembarnya", Korea Utara terlihat begitu lamban dalam menata kota yang lebih modern ( menurut tayangan NG, yang saya tak bisa percaya 100% ). Suasana Kota Pyongyang (ibukota Korea Utara) nampak lebih lenggang, memang ada beberapa gedung tinggi yang menjadi primadona kota Pyongyang tetapi belum cukup untuk menandingi kota Seoul (ibukota Korea Selatan).  Kota Pyongyang Kota Seoul Selain tata kota yang dianggap belum begitu modern, Korea Utara juga sering dituding media barat sebagai negara yang otoriter ( ya... karena komunis ), menurut media barat, sistem ini pada akhirnya membuat kondisi masyarakat menjadi lebih tertutup, ditambah lagi kebebasan informasi masih menjadi hal yang dilarang di Kore

Habibie : Hidup oleh Cinta

Matahari membenamkan diri Membawa jiwa kembali Ke tempat yang sunyi Tuk bersama sang pemilik hati Kematian tak lagi menakutkan Ditunggunya hingga sore kemarin Bukan menyerah, bukan berhenti Hanya menerima kepastian waktu Sudah dia tulis mimpinya Di langit tanah air sendiri Bersama cinta yang menguatkannya Kepergiannya begitu indah... bagi mereka yang percaya cinta sejati Dia meninggalkan kenangan Tentang cinta pada tanah air Cinta pada setiap impian yang diperjuangkan Dan arti cinta sejati pada kekasih SELAMAT JALAN BAPAK DIRGANTARA INDONESIA✈