Sebuah pertanyaan yang muncul dalam pikiran saya kala senja seusai hujan. Natal tahun ini di ibukota atau pun di ibu kota provinsi seperti tak ada yang spesial atau tak ada yang membangkitkan kenangan yang hangat di masa kecil. Bagi anak-anak yang menghabiskan masa kecilnya di tahun 1990an hingga 2010 pasti akan ingat kebiasaan anak-anak saat menikmati masa liburan natal, ada beberapa kegiatan yang mungkin akan membangkitkan memori pembaca tentang kenangan natal yang hilang di tahun-tahun setelah 2010, di antaranya :
1. Natal Bersama Anak Sekolah Minggu
Saya masih ingat kenangan ini, bagaimana acara ini sangat ditunggu-ditunggu oleh saya dan kawan-kawan, karena akan mendapatkan hadiah berupa alat tulis ataupun uang yang diberikan lewat amplop oleh guru Sekolah minggu. Kado natal ini mungkin terlihat murah tetapi berkesan bagi anak-anak sekolah minggu.
2. Doa Bersama Keluarga di malan 24 Desember.
Meski doa malam natal sudah dilakukan di gereja, tetapi kegiatan ini selalu dilakukan di rumah sebagai sebuah kebiasaan yang mengakrabkan semua anggota keluarga enta itu hanya keluarga inti atau keluarga besar. Kegiatan ini termasuk berkumpul di rumah anggota keluarga tertua ketika malam natal.
3. Berkeliling dari rumah ke rumah untuk memberikan selamat
Sebelum berkeliling biasanya teman-teman yang usianya paling tua akan mengkoordinir anak-anak lainnya dan memutuskan rumah atau kompleks mana yang harus dikunjungi lebih dahulu. Tak jarang mereka bertanggungjawab untuk mengantar anak-anak yang lebih kecil ketika selesai berkeliling. Sebuah kebiasaan yang menurut saya mulai pudar di tengah gelombang penggunaan gadget yang tinggi.
4. Mengumpulkan camilan dan minuman yang didapatkan dari tetangga
Jika diingat kembali, setiap kali natal, anak-anak akan minta dibelikan celana Panjang yang memiliki banyak saku dari orang tua mereka. Saku-saku itu berguna untuk mengumpulkan camilan dan minuman yang mereka dapatkan dari para tetangga. Setelah mengumpulkan semua bahan makanan tersebut, dengan bangganya mereka akan pulang dan memamerkan hasil yang didapatkan kepada orang tua mereka.
Hampir empat poin tersebut telah hilang dari natal. Tak ada lagi kebersamaan dengan orang tua dan telah hilang waktu untuk dibagi dengan teman-teman lainnya. Natal ya sekadar natal, di gereja untuk merayakan kelahiran sang Juruselamat, di rumah sebagai masa-masa liburan menjelang pergantian tahun, di dalam hubungan sosial hanya sekadar masa untuk menyendiri. Jika di waktu kecil kita merindukan natal, apakah hari ini kerinduan yang sama juga dimiliki oleh anak-anak? Atau ada sesuatu yang hilang dari natal?
Comments
Post a Comment