Wednesday, September 21, 2016

SETIA



KESETIAAN

Bukan mereka yang mengikat
Ikatan ini sudah digariskan Tuhan
Bukan mereka yang menolak
Mereka yang berlari memeluk Ibu

Mengapa tembok besar harus kita buat?
Jangan memaksa mereka mengingkari siapa mereka
Terlampau sulit meninggalkan diri mereka
Tetapi sangat sakit mendengar kita membedakan mereka

Ya, mereka memang beda dari kita
Karena kesetiaan mereka sudah teruji kepada Ibu
Kita yang belum teruji tak layak membeda-bedakan
Sebaiknya diam dan menghargai mereka

HAWA



HAWA

Mereka yang diciptakan sebagai penolong
Disalahkan ketika manusia mulai mencicipi dosa
Hukumannya ditetapkan menjadi kodrat sejati
Berlari bersama tulang rusuknya ketika terusir

Kodratnya dijadikan pagar atas nama perlindungan
Disuruh untuk menghafal kebutuhan lingkungan
Kemudian dibungkam jika semua sudah tercukupi
Pertama yang meniup tungku, terakhir yang makan nasi

Sudah kudengar kisah wanita saleh di zaman itu
Hidup di dalam pernikahan yang indah dan bahagia
Kisah-kisah yang menjadi sepenggal
pembuktian absolutnya sebuah pernikahan

Apakah dapat teruji jika suami mencaci istri
Memukuli ibu dari anak-anaknya sendiri
Absolut itu bualan kosong jika kasih pun tak nyata
Kasih bukan sesuatu yang berbatas, kasih adalah kasih
Kasih alergi dengan kekerasan, jijik akan kebohongan
Bertahanlah jika kasih itu ada, tinggalkan saja jika kasih itu tak ada










GIE & Realitaku



SOE HOK GIE dan REALITAKU


Pandangan kosongku tiba-tiba terusik
Dikagetkan dorongan tangan seseorang
Tersinggung jelas terlihat di raut wajahnya
Kemarahan seperti akan menjambak seseorang

Pertanyaannya membuatku bingung
“ Itu adik temu ilmiahnya kakak?”
Sungguh tak dapat aku raih maksudnya
Tingkah mereka membuatku semakin bingung

Jawabanku pun tak sesuai
Kusebut saja tingkatan semesterku
Lalu aku mulai sadar, ego mereka sedang lecet
Oleh kelakuan yang katanya adik temu ilmiahku

Kutarik memoriku 3 tahun lalu
Kurangkaikan kembali semuanya dengan baik
Kubandingkan dengan mereka
Celaka! Soe Hok Gie benar




Wednesday, September 14, 2016

NAMA YANG TENGGELAM



Nama yang tenggelam

Dia telah hidup cukup lama
Sudah cukup matanya melihat keserakahan
Dia ditakdirkan untuk bertanggung jawab
Dan memeluk rakyatnya dalam perjuangan

Duduk dan berpikir jernih
Lalu bertindak dengan benar
Walau ada yang tak sejalan
Menaruh jeratan perangkap baginya

Waktu tak dapat dimenangkannya
Kematian berlari ke arahnya
Dan diterima dengan terhormat
Tak sedetik dari hidupnya yang disesali

Biarlah laut menjadi makamnya
Agar namanya selalu mengelilingi daratan ini
Biarlah kisahnya menjadi gambaran kebanggaan
Dari rasa cinta tanah air

PENJARA CITRA



PENJARA CITRA

Aku ingin menjadi orang baik
Tapi aku iri terhadap orang jahat
Mereka bebas menjadi pikirannya
Dan aku dirantai oleh nilai orang lain

Ah! Bosan aku menjadi boneka
Boneka dari norma-norma santun
Keindahan dan estetika yang berlebihan
Menjadi terdakwa dari hakim-hakim palsu

Aku hanya ingin jujur
Jika aku tak menyukai ini dan itu
Namun, semua itu percuma saja
Jika aku sudah terkurung dalam citra orang lain






Ketika Kekayaan Alam Menjadi Kutukan bagi Pendidikan

Pernahkah kamu memperhatikan fenomena yang tampak paradoksal yang mana daerah-daerah kaya akan sumber daya alam justru cenderung memiliki ti...