Skip to main content

Posts

Showing posts from January, 2014

OTAK, MATA, DAN HATI

Otak, Mata, dan Hati Ya, kali ini apa yang kau lakukan? Melakukan tugasmu yang berlebihan Mengajak yang lain tuk bekerja sama Dan membuat suatu kesimpulan jebakan Aku berusaha menahanmu Bersama patnermu Kalian benar-benar membuatku bingung Antara cinta, kagum, dan suka Cukup dengan seseorang yang bersinar Dapat membuat kalian menjebakku Sekali saja buatlah aku menarik kesimpulan yang membuatku Lebih normal dalam memandang mereka

IBU

IBU Dia yang disebut berbahagia Wanita yang berbahagia Yang Maha Kuasa menentukannya Dan dia menerima dengan kerelaannya Tanggung jawab yang bertahan 30 tahun Bukan berarti tak ada kasih sayang Kasih sayang ibu terlanjur tumbuh Namun tetap Anak Manusia adalah Tuhannya Tak pernah sekalipun ia menyesalinya Tanggung jawab indah walau harus menangis darah Dan menahan sakitnya seluruh jiwa Saat Anak Manusia disiksa tanpa ampun Amarahnya ada sebagai seorang ibu Tertutup ikhlas dan cinta kepada sang Elohim Dengan hati hancur ia memangku Anak Manusia Yang berkorban dan mati demi umat manusia

DOAKU KEPADA TUHANKU

DOAKU KEPADA TUHANKU  Tuhanku! Mengapa bumi ini menangis? Mengapa gunung berapi marah pada kami? Menenggelamkan dan membunuh kami   dengan dashyatnya Bagaikan seorang ibu yang menghantam dengan rotan Merah di tangan anaknya tapi sakitlah seluruh badan rasanya Bagaikan seorang ayah yang marah Dan mengusir anaknya sendiri Kami seperti anak terbuang Penyesalan kami tak menghapus marah keduanya Kepada siapa lagi kami menjerit jika bukan pada-Mu? Janganlah Kau pun murka atas kami Ampunilah kami kar’na berpangku tangan Ampunilah kami kar’na menuduh orang kuasa yang Kau pilih Ampunilah kami yang egois Ampunilah kami yang merusak alam pemberian-Mu

GUGUR

GUGUR Lambat laun daun hijau ini mati Kering tanpa ada asa Angin yang datang sangat menyiksanya Dan ia menyerah untuk bertahan Sekarang terinjak tanpa arti Tak ada satupun yang melihatnya Hujan dan panas membuatnya menyatu Menyatu dengan tanah ini Awal dari sebuah pucuk harapan Menjadi sebuah lembaran segar Menghimpun semua kesejukan alam Lalu mati, terinjak dan tak berbekas